Donny Yahya Tampemawa (keempat dari kanan)

Disepakati Seluruh DPC, Donny Yahya Terpilih Secara Aklamasi Menjadi Ketua GPPMP DKI Jakarta

KOPERZONE - Gerakan Penerus Perjuangan Merah Putih (GPPMP) 14 Februari 1946 adalah organisasi perjuangan di awal kemerdekaan khususnya di wilayah Manado, Sulawesi Utara. 

GPPMP sendiri membawa pelestarian jiwa, semangat, dan nilai (JSN) perjuangan peristiwa 14 Februari 1946 sebagai salah satu rangkaian peristiwa nasional dan merupakan bagian integral jiwa, semangat, dan nilai proklamasi 17 Agustus 1945. 

Namun, didalam perjalanannya GPPMP baru didirikan dan dimulai eksistensinya secara badan hukum organisasi pada 17 Juli 1986. Dimana, saat ini sudah memiliki 24 DPD dari Aceh hingga Papua, dan juga memiliki perwakilan di luar negeri dengan negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia. 

Pada hari ini, Sabtu, 17 Juni 2023, GPPMP DPD DKI Jakarta melaksanakan Musyawarah Daerah (Musda) III untuk memilih kepemimpinan dan kepengurusan yang baru. Setelah, vakum dalam beberapa tahun terakhir akibat dari Pandemi Covid-19. 

Dalam Musda tersebut, Donny Yahya Tampemawa terpilih sebagai Ketua DPD GPPMP DKI Jakarta secara aklamasi. Setelah sebelumnya, perwakilan 5 DPC Kota dan 1 Kabupaten yakni; DPC kota Jakarta Utara, DPC Kota Jakarta Timur, DPC Kota Jakarta Selatan, DPC Kota Jakarta Pusat, DPC Kota Jakarta Barat, dan DPC Kabupaten Kepulauan Seribu, sepakat untuk menunjuk pria asal Minahasa Selatan itu menjadi Ketua. 

Dalam sambutannya, Donny Yahya sangat berterimakasih atas kepercayaan yang telah diberikan oleh seluruh perwakilan DPC GPPMP yang ada di Provinsi DKI Jakarta untuk memilihnya sebagai ketua. 

"Sudah lama ini menjadi cita-cita saya untuk menjadi bagian dari keluarga GPPMP. Karena, saya mengamati organisasi ini sejak tahun 2000, tetapi hanya mengikuti saja. Dalam hati kecil kapan saya, menjadi bagian dari GPPMP," ucap Donny Yahya Tampemawa, di MOI, Jakarta Utara, Sabtu (17/6/2023). 

Adapun yang menjadi alasan Donny akhirnya tertarik dengan GPPMP, karena ayahnya dahulu merupakan veteran pada peristiwa 14 Februari 1946 di Sulawesi Utara. 

"Sebagai keturunan pejuang, tentu saya harus siap ikut berjuang disini. Karena saya rasakan sendiri, ketika kuliah hingga semester 2 saja bayar SPP, begitu masuk semester 3 keatas hingga selesai gratis seluruhnya, karena saya anak pejuang," tuturnya. 

"Jadi rasanya tidak tahu terimakasih kalau saya tidak membantu terlibat dalam perjuangan GPPMP, dan saya bersyukur hari ini menjadi bagian dari keluarga besar GPPMP," imbuh Donny. 

Terakhir Donny menambahkan, kedepan dia tetap perlu bantuan seluruh DPC untuk menjalankan program-program GPPMP di DKI Jakarta. Karena, menurut Donny kerja didalam organisasi adalah gotong-royong yang tidak mungkin dilakukan sendiri. 

Sebelumnya, Ketua Dewan Kehormatan GPPMP, Markus Waurau berharap acara Musda III DKI Jakarta tersebut berjalan lancar, sukses, dan menghasilkan keputusan keputusan yang berkualitas sesuai dengan perkembangan zaman sekarang. 

"Karena itu diharapkan mereka sungguh-sungguh mengisi acara Musda ini terarah, terukur, dan terencana dengan baik," ujar Markus. 

Markus juga menegaskan, untuk pengurus GPPMP DPD DKI Jakarta terpilih harus lebih baik dengan pengurus DPD lainnya karena merupakan daerah ibukota. 

"Harus bisa memerankan peran yang strategis, karena gerakan ini ikut andil yang luar biasa diakui secara Internasional untuk Indonesia merdeka. Itu mereka harus sukseskan demi kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya. 

Senada dengan Markus, Ketua Dewan Pembina GPPMP, Albert Lapian mengatakan dengan terbentuknya pengurus baru GPPMP DPD DKI Jakarta harus menyusun satu program yang akan mengantisipasi kondisi yang mana dalam waktu dekat Ibukota akan pindah dari Jakarta ke Ibukota Nusantara (IKN). 

"Program kerja harus disesuaikan dengan yang nantinya Jakarta bukan lagi ibukota. Apakah nanti menjadi kota pariwisata atau ekonomi, itu harus disesuaikan dengan program kerja mereka," terangnya. 

Sebagai organisasi yang terdaftar di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), lanjut Albert, pemerintah selalu ikut andil dengan memberikan fasilitas untuk GPPMP. Namun, disamping itu katanya DPP GPPMP harus terus memberikan masukan masukan kepada Pemerintah Indonesia. 

"Contoh, sudah dilakukan di Provinsi Sulawesi Utara dimana siswa-siswi dari SD-SMP belajar sejarah menyangkut perjuangan GPPMP. Nantinya juga masing-masing DPD akan menyesuaikan memberikan masukan terhadap pemerintah," pungkasnya. 

Sementara itu, Ketua Umum DPP GPPMP Jeffrey Rawis mengungkapkan, bahwa peristiwa merah putih 14 Februari 1946 di Manado, Sulawesi Utara telah ditetapkan sebagai salah satu dari 7 tapak sejarah mempertahankan kemerdekaan nasional yang diproklamirkan Soekarno dan Mohammad Hatta. 

"Setara dengan peristiwa 10 November 1945 di Surabaya, peristiwa 6 jam di Yogjakarta, dan beberapa peristiwa merah putih lainnya di tanah air," jelas Jeffrey. 

Peristiwa merah putih 14 Februari 1946 katanya, memiliki nilai perjuangan dan patriotisme yang tinggi serta merupakan warisan bagi generasi mendatang untuk menjadi generasi yang tangguh dan siap melaksanakan pembangunan nasional. 

"Dengan bekerja keras dan berkarya nyata, guna menjamin tetap tegaknya dan utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia," tegasnya. 

Dia melanjutkan, GPPMP berperan aktif membantu pemerintah Indonesia dalam melaksanakan pembangunan nasional, serta menjalin kerjasama dengan segenap unsur organisasi kemasyarakatan lainnya demi terwujudnya kehidupan yang dinamis, berhasil, dan berdaya guna. 

"Akan terus menjalin kerjasama dengan unsur-unsur instansi pemerintah maupun institusi kemasyarakatan lainnya. Dan, terus mengembangkan organisasi serta kaderisasi," tandas Jeffrey. (F01) ***


Comment As:

Comment (0)