Konferensi pers FKMPS di Gedung Balimuda Center, Jakarta Selatan, Selasa (8/7/2025) FKMPS Minta Pemerintah Jangan Tergesa-Gesa Menulis Ulang Sejarah Indonesia
Monday, 07 Jul 2025 17:00 pm

Koperzone

KOPERZONE - Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Sejarah (FKMPS) menyampaikan apresiasi tinggi atas berbagai langkah strategis Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto. 

Sejumlah terobosan penting telah menjadi harapan baru bagi bangsa ini, mulai dari pemberantasan korupsi, perampasan aset hasil kejahatan, termasuk mencabut izin perkebunan sawit ilegal seluas 3 juta hektar, peluncuran program Makan Bergizi Gratis (MBG), penghapusan utang UMKM, serta pendirian Koperasi Desa Merah Putih dengan dukungan anggaran yang memadai.

Namun, yang saat ini menjadi sorotan adalah rencana Kementerian Kebudayaan RI untuk menulis ulang sejarah Indonesia sebagai langkah monumental yang layak didukung oleh seluruh komponen bangsa. 

FKMPS menilai hal ini merupakan momentum strategis untuk menyusun narasi sejarah nasional yang lebih Indonesia-sentris dan membangun karakter kebangsaan. 

Dr. Heppy Trenggono, Pembina FKMPS mengatakan pihaknya mencermati banyaknya reaksi ragam komponen bangsa yang perlu diakomodir oleh pemerintah, agar maksud dan tujuan penulisan ulang sejarah bangsa dalam rangka membangun karakter bangsa dapat tercapai. 

"Sehingga tidak menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat," ucap Heppy Trenggono dalam konferensi pers FKMPS di Gedung Balimuda Center, Jakarta Selatan, Selasa (8/7/2025). 

FKMPS sendiri sudah berdiri sejak 4 Desember 2019, dimana dalam perjalanannya merupakan forum independen yang fokus pada penelitian sejarah. Tujuannya menurut Heppy Trenggono agar generasi mendatang mengenal sejarah Indonesia secara otentik, bukan sejarah yang ditulis dari perspektif asing atau berdasarkan kepentingan kelompok tertentu. 

"FKMPS mendukung sepenuhnya agenda penulisan ulang sejarah yang membebaskan narasi bangsa dari 'glorifikasi' terhadap kekuatan luar dan memusatkan pada nilai, peran, serta perjuangan rakyat Indonesia sendiri," tegasnya. 

Dia menambahkan, FKMPS menyatakan kesiapan penuh untuk menjadi mitra strategis pemerintah dalam memastikan proses penulisan ulang sejarah ini berjalan dengan integritas, kecermatan, dan keberpihakan total kepada kepentingan bangsa Indonesia.

Ditempat yang sama, Laksamana (Purn.) Tedjo Edhie Pudjiatno, salah satu pendiri FKMPS mengingatkan pemerintah agar tidak tergesa-gesa dalam proses penulisan ulang ini. Katanya, penulisan sejarah memerlukan pendekatan yang hati-hati, jujur, dan komprehensif. Proses yang terburu-buru sangat berisiko menghasilkan distorsi baru dan bahkan memicu perpecahan.

“Sejarah tidak boleh ditulis dengan tergesa-gesa. Ia harus ditulis dengan integritas, disusun oleh mereka yang memahami makna bangsa, dan mampu melihat dengan mata hati serta kebijaksanaan,” ujarnya. 

Sementara itu, pengurus FKPMS yang lain Prof. Yudhi Chrisnandi juga mengingatkan agar pemerintah untuk tidak tergesa-gesa menerbitkan buku sejarah karena penulisan ulang sejarah harus dilengkapi dengan tim yang terpercaya dan objektif. 

"Serta membuka ruang seluas-luasnya bagi partisipasi publik, terutama para peneliti dan tokoh dari berbagai kalangan yang memiliki kredibilitas akademik dan komitmen kebangsaan. Jangan sampai semangat meluruskan sejarah justru melahirkan distorsi baru yang lebih berbahaya," tutur Yudhi. 

Tokoh-tokoh yang tergabung dalam FKMPS antara lain Laksamana (Purn.) Tedjo Edhie Pudjiatno, Batara Hutagalung, DR (HC) Heppy Trenggono, Prof. Taufik Abdullah, Prof. Makarim Wibisono, DR. Rudi Gunawan, Prof. Yuddy Chrisnandi, DR. Mufti Mubarok, Prof Lily Wasitova, Bambang Wiwoho, Laksda (Purn.) Surya Wiranto, James E Simorangkir serta banyak tokoh bangsa lainnya. (FS) ***